loading...
Tidak seperti Neanderthal dan simpanse, pertumbuhan wajah manusia mengalami perlambatan signifikan selama masa remaja. Foto: ist
JAKARTA - Wajah manusia tidak hanya membedakan mereka dari orang lain, tetapi juga dari spesies lain. Neanderthal, kerabat dekat homo sapiens (manusia) memiliki rahang kuat dan hidung yang lebar, fitur-fitur mereka menjorok ke depan seperti tebing tulang.
Simpanse, sepupu jauh manusia, juga memiliki wajah yang dibangun untuk kekuatan. Sebaliknya, manusia modern memiliki wajah yang sederhana dan lemah lembut. Tetapi apa yang membuat wajah manusia begitu unik?
Dalam sebuah penelitian terobosan, para peneliti di Institut Antropologi Evolusi Max Planck telah menemukan perbedaan mendasar dalam perkembangan wajah manusia dibandingkan dengan Neanderthal dan simpanse.
Dengan menganalisis secara cermat pemindaian 3D, menggunakan pemodelan geometris yang canggih, dan memeriksa detail permukaan mikroskopis, tim ini telah melacak perkembangan wajah tengah - area yang mencakup hidung dan rahang atas - dari masa bayi hingga dewasa.
Kisah Tiga Wajah
Studi tersebut mengungkapkan perbedaan penting: tidak seperti Neanderthal dan simpanse, pertumbuhan wajah manusia mengalami perlambatan signifikan selama masa remaja.
“Temuan kami mengungkapkan bahwa perubahan dalam perkembangan, terutama selama tahap pertumbuhan akhir, menyebabkan wajah yang lebih kecil," jelas Alexandra Schuh, penulis utama studi tersebut dari Institut Antropologi Evolusi Max Planck. "Dibandingkan dengan Neanderthal dan simpanse yang terus tumbuh lebih lama, pertumbuhan wajah manusia berhenti lebih awal, sekitar masa remaja, menghasilkan wajah dewasa yang lebih kecil."
Membentuk Wajah: Pembentukan Tulang dan Resorpsi
Para peneliti dengan cermat memeriksa interaksi rumit dari dua proses utama: pembentukan tulang dan resorpsi tulang. Bayangkan pematung kecil menambahkan dan mengurangi material tulang, sel demi sel. Dengan menganalisis proses-proses ini, tim dapat merekonstruksi lintasan pertumbuhan wajah, bahkan untuk Neanderthal yang telah punah.
Pada simpanse dan Neanderthal, restrukturisasi wajah berlanjut sepanjang sebagian besar hidup mereka. Wajah mereka terus tumbuh dan menonjol ke depan, terutama terlihat pada Neanderthal, yang menunjukkan aktivitas resorpsi tulang yang kuat di sekitar hidung dan pipi. Aktivitas ini kemungkinan berkontribusi pada wajah tengah mereka yang menonjol secara khas, fitur yang mungkin menguntungkan untuk bernapas dalam iklim dingin atau untuk mengerahkan kekuatan mengunyah yang kuat.
Perbedaan Manusia: Perlambatan Pertumbuhan Dini
Sebaliknya, wajah manusia menunjukkan pergeseran yang luar biasa. "Kami menemukan bahwa pertumbuhan melambat secara dramatis pada awal masa remaja," para ilmuwan mengamati. Perlambatan ini bukan hanya masalah waktu; ini tercermin dalam aktivitas seluler yang berkurang, sebagaimana dibuktikan oleh penurunan resorpsi tulang di seluruh wajah.
Grasialisasi: Tren Evolusi Manusia
Perlambatan pertumbuhan dini ini sejalan dengan tren evolusi yang lebih luas yang dikenal sebagai "grasialisasi" – kecenderungan manusia modern untuk menjadi lebih halus dalam bentuk. Tulang kita lebih tipis, otot kita lebih kecil, dan wajah kita lebih datar daripada nenek moyang kita.
"Mengapa" Tetap Menjadi Misteri
Meskipun "bagaimana" pergeseran perkembangan ini menjadi lebih jelas, "mengapa" masih terselubung misteri. Beberapa hipotesis telah diajukan:
1. Perubahan Pola Makan: Ketika alat dan memasak membuat makanan lebih mudah dikunyah, kebutuhan akan rahang dan gigi yang besar dan kuat mungkin berkurang.
2. Perkembangan Otak: Perkembangan otak manusia mungkin telah mengharuskan perubahan bentuk tengkorak, secara tidak langsung memengaruhi perkembangan wajah.
3. Domestikasi Diri: Beberapa antropolog berpendapat bahwa manusia mungkin telah mengalami proses domestikasi diri, memilih individu yang lebih kooperatif dan kurang agresif dari generasi ke generasi. Proses ini, mirip dengan domestikasi anjing, mungkin telah menghasilkan perubahan halus pada fitur wajah, termasuk wajah yang lebih datar.
Eksperimen Pikiran: Bagaimana Jika?
Untuk lebih lanjut mengeksplorasi signifikansi perbedaan perkembangan ini, para peneliti melakukan eksperimen pemikiran. Mereka memodelkan apa yang akan terjadi jika bayi Neanderthal tumbuh sesuai pola manusia, dan sebaliknya.
Hasilnya sangat mencolok. Neanderthal, jika tumbuh seperti manusia, akan mengembangkan wajah yang jauh lebih kecil dan lebih tertahan, secara esensial, lebih mirip manusia. Sebaliknya, bayi manusia, mengikuti lintasan pertumbuhan Neanderthal, akan mengembangkan wajah dengan fitur yanglebihmenonjol.
(dan)